Tahliliadalah akar kata dari hala, huruf ini terdiri dari huruf ha dan lam, yang berarti membuka sesuatu,[14] sedangkan kata tahlily sendiri masuk dalam bentuk infinitf (mashdar) dari kata hallala, yang secara semantik berarti mengurai, menganalisis, menjelaskan bagian-bagiannya serta memiliki fungsi masing-masing.[15]Makadisebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
AlAhzab 59 yang disebutkan dalam ayat dengan kata al-jalabib yang merupakan bentuk jamak dari jilbab, yaitu baju kurung yang meliputi seluruh tubuh wanita, lebih dari baju biasa dan kerudung. Kitab Al-Munjid mengartikan jilbab sebagai baju atau pakaian yang lebar. Dalam kitab Al-Mufradat, karya Raghib Al-Isfahani, disebutkan
2 Penjelasan kosa kata (syarh al-mufradat). Setelah menyebutkan satu, dua, atau sekelompok ayat, al-Maraghi melanjutkannya dengan menjelaskan beberapa kosa kata yang sukar menurut ukurannya. Dengan demikian, tidak semua kosa kata dalam sebuah ayat dijelaskan melainkan dipilih beberapa kata yang bersifat konotatif atau sulit bagi pembaca. 3. TAFSIRAL-QURAN KARYA A. HASAN. AL-FURQAAN. ألفرقان)) TAFSIR AL-QURAN KARYA A. HASAN. (Telaah Umum Terhadap Karya Keseluruhan dan Metodologi penafsirannya) Oleh : Aep Jamaluddin. MUQADDIMAH. Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar dalam sejarah ke-Rasulan telah terbukti mampu menampakkan sisi kemukjizatannya yang Dalammejelaskan tentang munasabah ini, al-Biqa’i banyak merujuk pada Miftah al-Bab al-Muqaffal, karya al-Harrali. Asalan mengapa ia melakukan atau menerapkan model penafsiran ala-munasabah seperti ini adalah karena, menurutnya, tidak ada kata selesai dalam mempelajari al-Qur’an. Ia memberikan contoh, bahwa surat al-Nas itu saja, meski berada di qilepTM.